ANAK INDIGO 6 ( VERSI ANGGUN DEWI PURBASARI)



Anak Indio kali ini akan membahas tentang seorang “mantan” menurut saya, karena julukan “ANAK INDIGO” memang tidak tepat lagi diberikan untuk seorang gadis cantik,seorang model yang mempunyai tatapan mata tajam dan penuh mistis, seorang gadis yang bagi saya benar benar anggun, seanggun NAMANYA yang memang ANGGUN. Gadis Indigo bernama lengkap Anggun Dewi Purbasari yang ditayangkan di TransTV kali ini membawa perubahan dari cara pandang saya, bahwa tak semuanya mereka adalah anak anak.

Bagi saya pribadi, Anggun bukanlah anak-anak lagi. Dia seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, seorang gadis yang cantik dan fenomenal.Dibalik tuanya jiwa Anggun, dibalik kehebatan kemampuannya dalam mengobati orang lain,di balik karir suksesnya sebagai model, nampak terselip suatu kerinduan untuk bisa hidup normal seperti manusia lainnya. Anggun memang tidak pernah meminta dilahirkan menjadi seorang indigo yang mempunyai kemampuan melebihi orang normal biasa.

Bahkan beberapa kali percobaan bunuh diri pun pernah dilakukannya, dari mulai menenggak pil / obat tidur dan mengalami overdosis, juga  pernah mencoba mengiris urat nadinya sendiri.

Tapi memang Tuhan Yang Maha Kuasa tidak menghendaki kematiannya, karena menurut pemikiran saya, Anggun memang diutus ke bumi bukan untuk bekerja setengah jalan.

Menurut Tom , ahli pembaca Aura jenis dari Indigo Anggun adalah humanis, namun bagi saya Anggun lebih condong menjadi Indigo dengan ciri : ”Artis”. *
Sesuai dengan pandangan dari TransTV dalam tulisannya di sini

*(Tipe ini menyukai pekerjaan seni. Perilaku menonjol adalah sensitif, dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6 bidang seni, namun beranjak remaja minat terfokus hanya pada satu bidang saja yang dikuasai secara baik)

Selain itu, Anggun menurutnya mempunyai Spiritual Guard yang lebih dari satu dibandingkan manusia lainnya yang biasanya hanya satu.

Ketika di Keraton Kacirebonan dan keraton Kanoman di kota Cirebon, Anggun berinteraksi dengan”penunggu nya”, dan melakukan tarian disalah satu keraton tersebut, dengan berpakaian adat jawa dengan keluwesan tari yang lagi lagi menunjukkan tuanya jiwa Anggun karena merasa dirinya melakukan itu dengan sadar tapi merasa bahwa itu bukanlah dirinya sendiri yang menari. 

Keanehan lain juga nampak ketika Anggun yang tak pernah menyirih, meminta semua perlengkapan untuk menyirih, seperti kapur,gambir,sirih,tembakau,bahkan lengkap dengan rokok "Klebot” ujar sang ibu Paryati( Ibunda Anggun) menceritakan.

Anggun juga lebih dekat dengan tanah Jawa karena dia tak pernah merasa asing bila berada di tanah jawa dan di tempat tempat yang berbau “Jawa” mengingat mungkin dalam kehidupan sebelumnya dia adalah salah satu ‘Orang Jawa kuno’ yang pernah berada disana.


Dibalik semua itu,bagi saya, Anggun adalah sesosok gadis yang manja,dan butuh perhatian lebih dari orang orang untuk bisa menerimanya apa adanya tanpa merasa risih dan menolak. Anggun mempunyai jiwa yang tua seperti anak anak indigo lainnya, yang juga nampak dalam tatapan matanya yang tidak dimiliki oleh anak anak seusia Anggun sekarang, tajam, dan dapat berbicara.

Anggun, bagi saya adalah tetap Anggun, yang cantik dan menarik,tanpa pernah menganggap dirinya perlu dikucilkan atau ditolak dalam kehidupan masyarakat. Orang yang jujur dan bermaksud baik, tentu tak akan takut bila berada di dekat Anggun yang bisa membaca pikiran orang.

Anggun, misi mu belum selesai.Masih banyak yang bisa dilakukan. Masa lalu biarkan saja berlalu, menerima keindigoan adalah suatu keharusan, karena semuanya sudah digariskan oleh yang Maha Kuasa. Cita citanya untuk menjadi psikolog adalah sangat mulia, dan semoga terwujud pada akhirnya.

Ketika sekolah dulu pun sang ayahanda bercerita bahwa Anggun sudah mengatakan sebelumnya hasil dari nilai nilai ujiannya, yang memang menjadi kenyataan, sesuai dituturkan oleh ayahandanya, Bapak Suwarto Darmo (ayahanda Anggun).

Itu adalah kemampuan melihat masa depan seperti yang dimiliki oleh indigo lainnya.
Menurut saya, sebagai penulis, Tuhan memang mengirimkan mereka( Indigo) ke semua sendi kehidupan, tersebar ke seluruh dunia, dalam beberapa keluarga, dalam komunitas setiap agama, dengan artian, ada anak indigo beragama Kristen, Beragama Islam, beragama Katolik, Beragama Hindu, dan mungkin saja Budha dan lainnya.

Mereka benar benar dikirim sebagai malaikat yang diutus untuk membantu manusia dari kehancuran bumi dengan segala tingkah laku bejat manusia yang melebihi binatang dan mungkin melebihi setan sendiri. Semua itu hanya sebuah pandangan seorang smile melihat dan terus mengamati fenomena yang terjadi dalam masyarakat di Indonesia dan di dunia.

Indigo, seperti yang dikatakan dalam acara Trans TV, memang bisa anda, bisa dia, atau bisa juga saya. TAK BISA DITOLAK, SUKA ATAU TIDAK, MAU ATAU TIDAK. SEMUANYA AKAN TETAP MENJADI INDIGO Siapapun bisa menjadi Indigo jika memang sudah digariskan seperti itu,


Untuk itu, pesan buat Anggun:

Mungkin banyak kepahitan masa lalu yang anda rasakan, tapi percayalah itu hanyalah sebuah proses menjadikan diri anda menjadi tegar dalam menghadapi semua hal yang terjadi di kehidupan ini. Manusia dilahirkan hanya untuk menunggu mati, setidak nya hidup yang hanyalah sepenggal waktu ini bisa diisi untuk bisa menjadi lilin kecil yang menerangi sekitar yang dalam kegelapan, walaupun tak bisa menyinari seluruh isi dunia, tapi bisa jadi berkat dan terang buat semua orang yang berada didekat kita.

Mungkin banyak orang berkata LIFE FOR NOTHING….tapi jika demikian pun, kita tidak boleh mati sia sia, DIE FOR SOMETHING…..

Sebuah puisi untuk Anggun:

Dalam hening namun hingar bingar
Dalam tawa, namun menangis pilu.
Itu aku, dan bukan kamu
Biarkan aku, karena memang ini aku
Aku, yang tak meminta menjadi aku, dan bukan kamu
Atau kamu, kamu dan kamu….

Namun aku, tetaplah aku
Dan akan terus menjadi aku
Karena aku,bukan sampah dalam kaisan
Tapi aku permata dalam kekelaman dunia
Biarkan aku menjadikan yang gelap itu terang,
Dan menjadikan yang kelam itu berkilau.

Ini bukan saatnya aku berhenti, lalu mati!
Ini saatnya aku berjalan tanpa pernah berhenti
Karena tujuanku diujung menanti
Hingga suatu saat nanti,
Kukatakan stop dan DIA berkata HENTI!
Aku……ini.



BY SMILE,
20 NOVEMBER 2011