Cerita Anak Bangsa - Abdul Wahid Anwar Saputro "KISAH SEBUAH KETULUSAN"



Pelajaran berharga yang kudapat hari ini adalah : Sebuah ketulusan pengabdian pada orang tua…

***
“Halo Kak… “ salam Wahid kepadaku.
Aku menyukai anak ini. Kulitnya hitam terpapar sinar matahari, rambutnya cokelat, dengan mata yang penuh semangat, dan senyum yang hangat.

“Abdul Wahid Anwar Saputro… wah keren ya namamu.. he he he…” celetukku sambil tertawa
Dan Wahidpun tersenyum lebar seperti biasa.


Wahid, kelas IX A siswa SMP Negeri 12 Semarang, dia tinggal dengan keluarganya di Jalan Karangrejo daerah Banyumanik



“Kata Bunda kamu tuh’ anak yang cakeeeeeppppp dan rajinnnnnn buanget ya hid?” tanyaku

"Ah, Kakak bisa aja,....."Sahut Wahid lirih.


"Ayahmu kerja apaan toh Hid?" tanyaku penasaran.

“Jangan kaget ya kak,... Ayahku hanya seorang buruh, dan ibuku cuma ibu rumah tangga biasa. Aku setiap hari membantu orang tua berdagang gorengan, mengantar ke para pemesan, belanja barang di pasar, dan juga guru les pelajaran kelas I – IV SD setiap malam kak…” jawabnya sambil tersenyum lebar.

“Wah sibuk banget! Itu belum termasuk kerjaan rumah Hid?” tanyaku kagum
“Iya kak… contohnya nih sehabis mengantar gorengan ke ‘angkringan’ ke tempat penjual nasi kucing, lalu nyuci baju punya sekeluarga” jawab Wahid


“Wah! Hebat!!”jawabku

“Itu belum lagi kalau orang tuaku  pergi Kak.. Aku harus mampu menggantikan peran mereka di keluarga, mengurus adik, mengatur mereka semua, juga mengarahkan mereka dalam membantuku untuk membersihkan rumah, dan juga menyelesaikan tugas rumah lainnya.  Selain itu juga mengurus keuangan sekaligus membuat gorengan lalu diantarkan untuk dijual… he he he…” cerita Wahid panjang lebar dengan mata bersinar-sinar. 

Dia terlihat sangat bangga dengan semua yang dilakukannya


Aku menepuk-nepuk pundaknya sambil berkata, “Keren tuh Hid… kamu kalau sudah besar nanti pasti jadi orang yang sukses, ya!!!”

“Iya harus itu kak! Aku bercita-cita ingin menjadi arsitek dan juga pengusaha yang terkenal.


Kulihat  semangatnya begitu besar untuk bersekolah, dan belajar, selain daripada kesalehannya yang tak lepas dari doa…



“Doain terkabul ya Kak!” lanjutnya sambil mengambil tanganku dan ditempelkan ke dahinya

“Ha ha ha ha… apaan sih Hid? Aku doain kamu nakkkk….” Jawabku sambil tertawa


“Serius nih kak! Aku mau jadi orang sukses dan bisa membantu orang tuaku dan banyak orang lainnya lagi… “



Aku menatap punggungnya yang berlari menjauh, rasa bangga pada apa yang bisa dibantunya bagi orang tua dan keluarganya seolah tertinggal di benakku.

Aku kembali belajar pada kesederhanaan kecil namun berarti dan sudah sering terlupakan olehku.


Pelajaran berharga yang kudapat hari ini adalah :

Sebuah ketulusan pengabdian pada orang tua…
***

With love,
cerita kami team’

SUMBER : DISINI