EYANG KAMPRET : DUKUN CENDIKIAWAN YANG DOYAN KAWIN

sumber gambar : DISINI




Seseorang dielukan begitu terhormat, sampai ketika meninggalpun, bukan hanya satu, dua atau puluhan orang yang menangisi kepergiannya, namun berjuta orang menangisi dan mendoakannya, sedangkan dilain pihak seorang lainnya dicibir penuh kehinaan, beristri banyak, berprofesi sebagai paranormal alias dukun, hidup dalam kemewahan, dalam kemabukan dan pesta pora. Apakah yang membuat semua hal itu dapat terjadi? Tentu saja dari sikap dan juga perbuatan yang mereka lakukan.



Ada pepatah mengatakan Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang,sedangkan manusia mati meninggalkan kebaikan karena perbuatannya semasa hidup.



Hidup hanya sekali, maka kita perlu bijak untuk menjadi seperti apakah kita seharusnya.Inginkah kita dikenang orang karena kebaikan, atau dikenal orang karena kelaliman?



Kita tak bisa terus menerus mengandalkan dan memanjakan hawa nafsu duniawi kita, karena hidup di dunia hanyalah sementara, dan kita tak pernah tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya pada perjalanan hidup kita. Semuanya seperti misteri. Dalam kehidupan, manusia mempunyai takdir dan nasib. Takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib, manusia yang merealisasikannya.



Belakangan ini, banyak sekali pemberitaan yang mengulas secara terus menerus akan sesosok pria tua, yang sudah sepuh, namun masih sangat berjiwa muda. Selain dari beristri banyak, beliau juga dianggap sebagai seorang pria yang melaksannakan ajaran sesat. Banyak rekan yang menjadi lawan, banyak kebobrokan yang diceritakan, walaupun tentunya kita tidak tahu kebenarannya. Sebut saja namanya Eyang kampret.Eyang yang tentunya sudah tua ini, menjadi pemberitaan hangat dibanyak media, baik elektronik maupun cetak.



Yang jadi pertanyaan, apakah benar beliau sesat, dan apakah benar beliau sakti? Jika ya sesat, tentunya pada akhirnya nanti akan ketahuan juga karena serapat apapun menutupi bangkai, pasti akan tercium juga.



Yang kedua, apakah benar beliau sakti? Sakti mandraguna, dan punya banyak “piaraan”, yang akan selalu menjaganya?



Sebagai seorang beriman, tentunya kita harus tegas mengatakan “TIDAK!”. Beliau bukanlah orang sakti seperti yang digembar-gemborkan banyak orang. Bagaimana mungkin seorang yang tidak bisa melakukan kesaktian apapun bisa menjadi eyang dukun? Eyang kampret?



Bagaimana mungkin orang yang sakti, namun hidupnya penuh dengan keglamoran? Bukankah seperti banyak divisualisasikan, diimajinasikan, bahwa orang – orang sakti tinggalnya dihutan atau digunung?

Jika kita tidak mendengarkan cerita orang mengenai bagaimana orang-orang sakti tinggal dan bersosialisasi, mari kita gunakan logika kita saja tentang bagaimana kehidupan mereka menurut penilaian kita?



Menurut hemat saya, Eyang kampret seperti ini tidaklah sakti, dan tidak bisa ngapa-ngapain. Mengapa begitu? Karena dengan kesaktiannya kenapa beliau tidak bisa membungkam semua rivalnya yang berteriak lantang menentangnya sekarang?



Mengapa beliau tidak membungkam semua rival yang dengan gamblang bicara dengan amat keras di media yang ditujukan kepada dirinya ?



Mengapa si eyang kampret ini diam seribu bahasa?



Karena memang, tentunya eyang ini tidak punya kesaktian apapun juga. Eyang kampret ini tidak punya piaraan apa – apa (makhluk halus). Eyang ini hanya orang yang pandai melihat celah untuk bisa memperkaya dirinya dengan bertingkah seolah – olah sakti, dan punya bisikan dari eyang gaib, namun sebenrnya tidak sama sekali. Seorang penipu akan terus menipu dan tak akan berhenti sampai ketahuan, untuk itu yang namanya eyang kampret ini tentu akan terus merealisasikan aktivitasnya sampai korban-korbannya menjadi sadar kalau selama ini mereka sedang ditipu mentah-mentah.



Jika orang marah kepadanya karena telah merasa dirugikan untuk sesuatu yang tidak bisa dibuktikan melalui jalur hukum, lalu usaha apa yang dapat kita lakukan? Tentu saja tidak ada.



Karena eyang kampret ini memang seyogyanya tidak melakukan apapun, karena beliau tidak sakti dan tidak mampu.Maka menurut hemat saya selanjutnya, jika kita hendak mengatakan dirinya sesat adalah bukan karena sesat ajaran agamanya, namun karena kemaksiatan dalam hidupnya melebihi rasa taqwa yang dimilikinya.Hal itulah yang perlu kita luruskan sehingga seoang manusia yang tersesat bisa kembali ke jalan yang benar.



Namun sekali lagi perlu dipertegas secara jelas, apakah beliau memang sakti atau berlagak sakti? Sekali lagi jawabannya adalah tidak, karena memang eyang kampret itu tidak sakti.



Tinggalkanlah saja si eyang karena dengan begitu, niscaya, dengan sendirinya beliau akan menjadi miskin dan melarat, karena tidak ada lagi yang menyumbangkan uangnya dengan Cuma-Cuma untuk semua kebohongan yang eyang ini berikan kepada para pasiennya.



Sungguh amat menyedihkan, semakin tua seharusnya semakin bijak, karena tentunya masa hidup seseorang yang sudah berusia lanjut akan lebih sedikit daripada orang muda. Namun itulah manusia, yang kadang lebih mendewakan hawa nafsu duniawinya ketimbang menahan diri dan hidup dalam kebersihan secara rohani.



Sungguh, sejak masalah ini diberitakan dengan begitu hangatnya, saya sama sekali tidak menganggap bahwa eyang kampret ini adalah orang sakti.Jika eyang ini memang benar sakti, tentnya rivalnya, sudah mati dan hilang dari muka bumi ini karena kesaktian eyang tersebut. Namun ada kesaktian eyang ini yang harus saya akui,…yaitu,…UANG!. Dengan uanglah maka eyang kampret ini bisa menyewa pengacara yang bisa mewakili setiap omongan yang hendak disampaikannya dimuka publik. Tidak menyuruh pasukan jinnya untuk menggempur musuh-musuhnya, namun memerintah para pengacaranya sebagai pembela yang akan terus mendampinginya menghadapi musuh-musuh yang mengintainya.



Jika anda jeli dalam mengamati pemberitaan ini, maka anda akan bisa menganalisa, bahwa eyang kampret ini, dari negeri antah berantah, memang hanya seorang eyang tua yang suka wanita, suka maksiat dan suka pesta pora, tak lebih, itu saja.



By smile