ANAK INDIGO 3 (VERSI PRANAYA SINANGWIDHI - DKI JAKARTA)



Nila atau indigo (atau spektral indigo) adalah warna pada spektrum yang panjang gelombangnya antara 450 dan 420 nanometer, terletak di antara biru dan violet.
Kata “indigo” berasal dari nama tumbuhan dari genus Indigofera (terutama tarum, I. tinctoria) yang digunakan sebagai pewarna pakaian.
Warna ini adalah salah satu dari tujuh warna dalam spektrum optik yang didefinisikan Isaac Newton.
  • Indigo (Hex: #6600FF) (RGB: 111, 0, 255)



Sumber WIKIPEDIA


Indigo dibagi menjadi 4 macam, dan pada kesempatan ini saya akan menceritakan salah satunya.

1.Humanis. Tipe ini akan bekerja dengan orang banyak. Kecenderungan karir di masa datang adalah dokter, pengacara, guru, pengusaha, politikus atau pramuniaga. Perilaku menonjol saat ini hiperaktif, sehingga perhatiannya mudah tersebar. Mereka sangat sosial, ramah, dan memiliki pendapat kokoh.

2.Konseptual. Lebih enjoy bekerja sendiri dengan proyek-proyek yang ia ciptakan sendiri. Contoh karir adalah sebagai arsitek, perancang, pilot, astronot, prajurit militer. Perilaku menonjol suka mengontrol perilaku orang lain.

3.Artis. Tipe ini menyukai pekerjaan seni. Perilaku menonjol adalah sensitif, dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6 bidang seni, namun beranjak remaja minat terfokus hanya pada satu bidang saja yang dikuasai secara baik.

4.Interdimensional. Anak indigo tipe ini di masa datang akan jadi filsuf, pemuka agama. Dalam usia 1 atau 2 tahun, orangtua merasa tidak perlu mengajarkan apapun karena mereka sudah mengetahuinya.

Pada cerita saya yang lalu versi Naomi Angelia Sea, yang merupakan anak Indigo tipe Interdimensional yang bersangkutan ingin sekali menjadi seorang penasehat presiden.Sebuah cita cita yang sangat mulia, jika kembali saya ingatkan, Naomi bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Jika anak indigo dibagi menjadi 4 macam menurut dunia pengetahuan, saya akan mulai menelaahnya.

Dalam The Care and Feeding of Indigo Children, Jan Tobler menyebutkan sedikitnya 10 ciri anak indigo.
1. Non-kompromisits terhadap sistem yang berlaku. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat
2. Suka menyendiri. Kadang sulit untuk bersosialisasi
3. Datang ke dunia dengan perasaan ingin berbagi
5. Memahami betul hak eksistensi dirinya di dunia ini. Mereka justru heran jika ada yang menolaknya
6. Merasa dirinya bukanlah yang utama.
7. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan
8. Sulit menunggu giliran
9. Tidak menyukai hal-hal ritual. Atau hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif

Dari ke sembilan point yang menarik perhatian saya adalah point ke sembilan yang sama sekali bertentangan dengan seorang anak indigo Naomi Angelia sea tipe interdimensional yang justru dalam tayangan di Trans TV beberapa waktu lalu malahan menyukai ritual dengan bersemedi dan berhubungan dengan penunggu laut selatan, yaitu Nyai Roro Kidul. Mereka(para peneliti) meneliti berdasarkan ilmu pengetahuan, tapi saya akan menelaahnya melalui semua pengalaman dan ciri-ciri langsung dari anak – anak Indigo secara person to person sehingga tentunya tidak semua pengajaran menurut dunia pengetahuan adalah benar seratus persen.

Sebenarnya anak Indigo hampir sebagian besar akan mengontrol hidup orang lain melalui kelebihannya.Jika mereka mengatakan ya, maka semua akan berkata ya, dan jika seorang anak Indigo berkata jangan, maka semuanya akan menuruti apa yang dikatakannya.

Untuk episode cerita kali ini saya akan mulai dengan Seorang anak laki laki berusia(11 thn) sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 6. Namanya adalah Pranaya Sinangwidhi yang dikategorikan sebagai anak Indigo Humanis, Konseptual dan  Interdimensional


Melihat penampilannya dalam acara anak Indigo  hari sabtu tanggal 29 Oktober 2011, memang berbeda dengan Naomi yang tampil dalam acara perdana tayangan anak Indigo di Trans TV yang lalu, Karena perbedaan umur yang hampir 4 tahun adalah salah satu faktornya.Pranaya masih sangat terlihat kekanak – kanaknya(secara jasmani), yang berbeda dengan Naomi Angelia Sea yang kelihatan jauh lebih dewasa dari anak anak untuk usia 15 tahun baik secara fisik maupun non fisik. Dibalik semua itu mereka berdua mempunyai kesamaan dan juga mempunyai perbedaan. Persamaannya ketika diwawancara, seolah – olah mereka adalah “orang tua” yang sudah lama berada di bumi ini. Keduanya dapat berinteraksi dengan sesuatu yang tak kasat mata. Hanya saja untuk tayangan kali ini Pranaya Sinangwidhi dimata saya lebih dekat kepada sang Pencipta ketimbang anak Indigo sebelumnya, karena tak satu kalipun dia mengatakan mempunyai kedekatan terhadap salah satu "tokoh astral Indonesia".

Sang Ibu menuturkan apa yang dialami anaknya (yaitu bisa melihat makhluk dunai lain) membuat ibunya mengajarkan cara untuk menekan semacam tombol ON - OFF untuk masalah tersebut. Jika Pranaya ingin, bisa melihat, jika dia sedang tidak ingin melihat maka sang ibu mengajarkan untuk meng OFF kan tombol mata bathin nya, dan ternyata hal tersebut berhasil dilakukan oleh Pranaya.

Berikut ini saya lampirkan sebuah penuturan Sang Bunda tentang anaknya Pranaya. Demikian cuplikannya :

MELIHAT MAHLUK HALUS
Sejak kecila Prana memang memiliki kemampuan melihat mahluk yang tidak kasatmata. Ia bisa bercerita, mahluk apa yang dilihatnya, bentuknya seperti tuyul, arwah penasaran, wanita berambut panjang, atau malaikat pencabut nyawa. Mahluk yang mengeluarkan sinar terang benderang, disebut sebagai malaikat, sedangkan yang berwajah seram, yang sering melarangnya berdoa, disebutnya sebagai iblis.

Pada awalnya saya menganggap penglihatan Prana ini sebagai hal wajar. Bukahkah umumnya anak kecil mempunyai mata batin yang kuat sehingga mampu melihat mahluk halus? Karena itu, saat Prana memberitahu ada mahluk di ujung ruangan, saya hanya bisa berkata, ” Biarkan saja, Nak, yang penting mereka tidak mengganggu kita”.


Sejak kecil, ketika bermain sendiri, dia terlihat seperti sedang bermain atau berbicara dengan seseorang, padahal tidak ada lawan main ataupun lawan bicara di hadapannya. Prana juga pernah meminta izin kepada saya, ada temannya yang mau datang ke rumah. Dia kemudian membukakkan pintu pagar, lalu bermain dihalaman. Anehnya, saya tidak melihat ada siapa pun didekatnya, meski saya melihat dari gelagatnya, ia tidak bermain sendiri. Namun, saya masih menganggap biasa, sebab beberapa anak kecil memang memiliki teman khayalan.


Suatu peristiwa yang membuat saya dan ayahnya akhirnya ngeh bahwa dia memang memiliki ‘bakat’ khusus adalah ketika kami sekeluarga menonton sebuah pertunjukan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dua tahun lalu. Seorang remaja pria berusia belasan tahun, tiba-tiba mengalami kerasukan. 

Semua orang yang berada disana, baik anak-anak maupun orang dewasa, lari ketakutan. Namun, tidak demikian dengan Prana. Dengan berani ia mendekati remaja itu, memegang tubuhnya, memejamkan mata lalu berdoa.

Yang membuat saya tercengang, tidak lama kemudian remaja itu pun tersadar. Membayangkan saya sendiri berusaha mengusir roh jahat yang mustahil. 
Tetapi, hal itu bisa dilakukan oleh Prana yang usianya belum genap lima tahun.

Pada suatu hari, seorang teman bercerita kepada saya tentang ‘bakat’ anak saya yang disebut – sebut sebagai anak indigo. Ternyata, apa yang dialami anak tersebut sama seperti yang terjadi pada Prana. Akhirnya, saya mulai banyak mencari informasi tentang anak indigo untuk memahaminya, dan sering mengajaknya ngobrol mengenai kemampuannya.

Hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Anak sekecil itu setiap hari menghadapi gangguan dari mahluk halus, yang banyak di antaranya berniat buruk padanya. Pengakuan terbuka Prana menjelaskan, alasannya sering membangunkan kami di tengah malam untuk berdoa adalah karena ia ingin mengusir mahluk halus yang mengganggunya.

Tidak hanya mahluk halus, Prana juga mampu membaca aura seseorang. Suatu hari kami kedatangan seorang tamu,Prana membisiki saya bahwa tamu itu beraura ‘gelap’. Tapi, lalu ia berkata,” Sudah aku doakan kok, Ma, supaya wajahnya jadi terang,” Saya pun bertanya, bagaimana cara ia berdoa, karena pengetahuan agamanya masih untuk ukuran anak-anak, ditambah lagi agama si tamu belum tentu sama dengan kami. Dengan tutur bicara layaknya orang dewasa dia menjawab, “Berdoa bisa dilakukan untuk siapa saja tanpa memandang keyakinannya.

Yang penting tujuan kita mendoakan adalah supaya orang itu jadi baik.”

Tanpa pernah diperintah ataupun diajarkan sebelumnya, Prana juga melakukan puasa dan meditasi. Keinginannya berpuasa tidak dapat dihentikan. Ia kuat menahan lapar dan haus. Sering kali saya juga mendapatinya sedang bermeditasi, dimana saja dan kapan saja. Tidak ada yang bisa membuyarkan konsentrasinya.
Ketika menonton televisi pun, tiba-tiba matanya bisa terpejam, dan kedua tangannya tertumpu pada kedua lututnya. Karena spiritualitas yang tinggi ini saya merasa batinnya dekat dengan alam. 

Gempa bumi, letusan gunung dan banjir, pernah diutarakan kepada saya dan ayahnya, jauh sebelum peristiwa itu terjadi.
Belakangan baru saya ketahui, Prana juga memiliki kemampuan melihat organ tubuh manusia. Dengan cara inilah, saya menyadari ia dapat menyembuhkan orang sakit. Benar saja, sakit di lutut saya yang sudah menahun hilang hanya dengan doa dan sentuhan tangannya. Akibatnya, teman-teman dan sanak keluarga yang kebetulan mengetahui kemampuan Prana, mendatangi rumah kami dan minta didoakan agar sembuh dari suatu penyakit, bahkan untuk bisa bebas dari masalah yang sedang mereka hadapi.

Kadangkala, saya merasa bingung, anak sekecil itu, kok, dipercaya memimpin doa untuk kesembuhan orang dewasa. Tapi, dengan ringan Prana menyebut kemampuannya berkat pertolongan Tuhan.

Demikian penuturan Ibunda pada suatu sumber :

Anakku Titisan Panglima Perang Cina?

Tuhan.Tuhan dan Tuhan. Itu yang disebut Pranaya. Bagi saya Pranaya mengakui luar biasa kuasa kebesaran Sang Pencipta.

Indigo tetap fenomena, Tak ada yang bisa memastikan seperti halnya seorang tidak pernah melihat Tuhan secara eye to eye, tapi percaya akan keberadaannya.

Saya seorang yang sangat percaya kepada Ajaran dari Tuhan. Saya punya kepercayaan dan iman kepada sang Pencipta. Saya tidak mempercayai akan penampakan makhluk halus sama sekali. Karena penampakan makhluk halus hanyalah sebuah ilusi dan manifestasi khayalan manusia semata. Saya hanya mengingatkan kepada semua pembaca, kalau setan atau apapun namanya itu tidak memiliki jasad seperti manusia. Dan tidak diciptakan oleh Sang Pencipta dengan badan jasmani seperti yang dilustrasikan oleh masyarakat Indonesia dengan kuntilanak, genderuwo, pocong, tuyul dan lainnya. 

Mereka adalah Kaum terbuang tak beratap, yang selalu mengembara mencari jiwa jiwa yang bisa disesatkan.Apa yang bisa mengusirnya? KUASA DOA kepada sang Pencipta.

Kembali Ke Pranaya Sinagwidhi, yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan sesatu yang tidak kasat mata, punya indra “KE 6” yang dapat menembus dimensi lain.

Pranaya pun dalam penuturan nya selalu menganjurkan orang yang ditolongnya untuk berdoa kepada Tuhan. Dia juga mengatakan Tuhan yang menyembuhkan melalaui dirinya, bukanlah dia sendiri dengan kata lain dia hanyalah perantara penyambung kebesaran Tuhan untuk membantu umatNya.

Putra bungsu pasangan Pertiwi Purnamaratri (41) dan Alika Chandra (43), ini di usia yang terbilang belia, rajin melakukan puasa dan meditasi. Ia mampu membaca peristiwa alam yang akan terjadi dimasa depan, bahkan memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit. Sejak usia lima tahung hingga kini, bocah lugu ini kerap bercerita kepada ibunya bahwa ia pernah terlahir sebagai panglima perang dari cina yang hidup di abad 13 serta penyembuhan bagi banyak orang.

Mungkin, ini merupakan latar belakang mengapa ia menyukai olahraga bela diri, dan juga pernah mengaku pernah menjadi seorang penyembuh di masa lalu. Ceritanya inin sepertinya berkaitan dengan kemampuan serta minatnya yang begitu besar pada penyembuhan penyakit.

Prana juga tertarik pada suatu olahraga bela diri yaitu, taekwondo. Beberapa kali ia meraih medali untuk olahraga satu ini. Sayangnya, selalu mendali perak, tidak pernah emas. Lucunya, saat bertanding atau melakukan sparing ia selalu menunggu lawannya melakukan tendangan berulang-ulang, baru kemudian dia membalas. Kalau saya bertanya alasan ia berbuat itu, jawabannya selalu sama; orang ditendang dulu baru boleh membalas.

Percayakah dengan apa yang dikatakan oleh Pranaya? Bagi yang mempercayai adanya reinkarnasi boleh-boleh saja percaya, tapi tidak dengan saya yang tidak mempercayai adanya reinkarnasi. Semua reinkarnasi terjadi saat kita hidup, dalam artian, jika kita melakukan kejahatan, maka kita akan segera menanggung akibatnya juga dibumi, di kehidupan yang sama, bukan kehidupan setelah kehidupan. Setiap orang berbeda keyakinan nya kepada sang Pencipta, yang dengan penuh hormat saya akan menghargainya sebagai suatu pluralisme yang harmonis.

Beruntung Pranaya lahir dalam keluarga yang mengenal Tuhan sehingga orang tua bisa mengarahkan semua perbuatan dan tindakan Pranaya ke hal yang selalu positif. Anak Indigo semacam Pranaya adalah suatu berkah dari Tuhan yang luar biasa, dan aset bangsa yang harus diperhatikan dan dijaga keberadaannya dengan baik. Melihat sosok Pranaya, saya sendiri kagum, karena dia selalu mengikut sertakan Tuhan ketika menyembuhkan penyakit maupun menghadapi suatu peristiwa kerasukan.

Tipe Humanis, Konseptual dan Interdimensional dikatakan berbeda dengan tipe lainnya. Pranaya yang masuk kategori tipe humanis, konseptual dan Interdimensional memang memiliki kemampuan menyembuhkan, dan melihat sesuatu yang tak kasat mata, juga pandai menguasai sesuatu dengan cepat (konseptual).

Kemampuan untuk menjadi berkat buat orang lain. Menjadi sebuah lilin dikegelapan.

Anak Indigo harus diarahkan kepada hal hal positif sehingga tidak menjadi suatu penolakan dimasyarakat agar mereka  juga tidak melakukan hal sia - sia dengan menyembah bukan kepada Sang Pencipta, atau lebih menghargai eksistensi iblis ketimbang eksistensi Tuhan.

Ketika dibawa ke jembatan Semanggi tempat kerusuhan Mei 1998, Pranaya mengatakan banyak arwah dan hantu yang berada disana, juga di Tugu Proklamasi, yang katanya beraura positif.(Tugu Proklamasi)

Roh memang ada, tapi tak berbentuk. Roh yang baik ada dalam diri manusia, roh jahat pada setan.Sebagai orang yang beriman, segala sesuatu tentu harus disikapi dengan iman kita kepada sang Pencipta. Alam diberikan Tuhan kepada kita untuk kita kuasai, kita pergunakan, kita jaga dan kita pelihara, karena alam adalah ciptaan Tuhan yang menjadi sarana dan prasarana kita hidup di bumi. Untuk itu alam bukanlah harus diberhalakan, didoakan, di ritualkan, tapi lebih ke arah dilestarikan karena kita tinggal di dalamnya.

Budaya mistik harus dimengerti sedalam dalamnya sehingga kita tak terjebak dalam alam buatan iblis lalu kemudian tertipu daya didalamnya.Mistik hanya membuat keimanan kita luntur dan mengakui akan kebesaran selain daripada kebesaran dari Sang pencipta.

Itu akan menjadi tindakan yang menduakan Tuhan dan tak ada hasil lain yang ditimbulkan kecuali masuk neraka.

Indonesia adalah negara yang sangat mempecayai mistik. Sebagai contoh tentang suatu fenomena tentang tidur dalam keadaan “KETINDIHAN” yang sebenarnya bisa dijelaskan dalam bahasa ilmu pengetahuan sebagai SLEEP PARALYSIS yaitu Kelumpuhan saat tidur adalah suatu kondisi seseorang yang sedang berbaring terlentang saat baru saja tertidur atau baru akan terbangun tapi menemukan dirinya tidak bisa bergerak atau berbicara, bukannya ditindih oleh Makhluk gaib.

Kejadiannya bisa terjadi dalam waktu beberapa detik atau menit. Selama periode itu seseorang akan diliputi rasa takut atau panik yang terkadang disertai dengan berbagai halusinasi fantastis atau mengerikan.

Halusinasi yang menyertai kelumpuhan tidur ini bisa dalam berbagai bentuk, seperti exosomatic (gelombang, getaran dan gemetar), akustik (dering bernada tinggi atau suara yang keras), visual (cahaya atau persepsi ekstrim terhadap suatu objek), somatosensori (perasaan tubuh menjadi bengkok, diputar, ditekan atau sensasi seperti terbang dan mengambang) dan fisik (tiba-tiba merasa sakit di bagian tubuh).

Berdasarkan analisa dengan menggunakan polysomnograph (rekaman tidur) ditemukan adanya penekanan pada otot rangka orang tersebut, sekali ingat....."bukan karena ditindih oleh makhluk halus".

Bisakah menjelaskan kepada mereka yang sama sekali tidak mengenal lmu pengetahuan? Bisakah menjelaskan kepada orang-orang tua tempo dulu yang selalu menghubungkan segala sesuatu dalam kehidupan dengan hal hal yang berbau mistis?

Suatu hal yang butuh perhatian dan usaha lebih, karena dengan berbagi, dan menjelaskan maka kita akan berjasa untuk membuat mereka mengerti bahwa semua itu bukan karena adanya setan seperti dalam imajinasi dan ilusi mereka.

Melihat fenomena dari anak anak Indigo menjadikan  saya berpikir untuk ditemukannya mereka dengan paranormal - paranormal di Indonesia, agar ketahuan siapa yang selama ini berbohong atau siapa yang selama ini hanya ber-trik ria dalam melakukan praktek perdukunannya. Siapakah paranormal yang menganut aliran kegelapan dan siapakah yang murni berasal dari Sang Maha Pencipta. (Hahahaha)

ANAK INDIGO VERSUS PARANORMAL…bisa menjadi sebuah acara yang menarik jika ditayangkan.


Ketika Pranaya mengatakan banyak hantu di Jembatan Semanggi, saya menjadi makin penasaran. Apakah memang ada penampakan bagi mata anak Indigo. Apakah anda percaya? Apakah benar apa yang dikatakan Pranaya?
Pranaya dengan jelas mengatakan dalam dialognya di Trans TV jika dia tidak boleh berdoa ketika bertemu dengan makhluk halus dalam ‘pandangannya’ tersebut. “Mereka” melarang Pranaya berhubungan dengan Sang Pencipta dalam doa, dan ketika Pranaya berdoa, maka mereka akan “kepanasan” dan terbakar.

Sepertinya jika memperhatikan penuturan anak Indigo sebelumnya (Naomi angelia Sea) dan penuturan Pranaya Sinangwidhi, makhluk halus itu sangat hormat kepada anak Indigo, karena mereka adalah utusan Tuhan dan statusnya lebih tinggi daripada mereka, sehingga mereka tidak bisa diganggu seperti ‘mereka’ mengganggu manusia biasa.

Bisa diambil kesimpulan secara instan, jiwa mereka memang benar- benar tua.Tapi, tetap itu harus disikapi secara bijak, karena Manusia diciptakan Tuhan paling sempurna dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Jadi contoh kesimpulan kesimpulan yang diambil secara instan jangan langsung dipercayai sebagai suatu kebenaran yang hakiki.

Pesan Terakhir untuk Pranaya, dan orangtua nya :
Jika anda memang merasakan bahwa apa yang dimiliki Pranaya adalah suatu berkat dari Tuhan, pertahankan itu sampai pada kesudahannya, dengan mengarahkan Ananda Pranaya sebagai seorang yang spesial yang bisa menjadi berkat untuk orang lain dengan mempermuliakan nama dari Tuhan Sang Maha Pencipta. Asumsikan bahwa kebesaran hanya ada pada Sang Maha Pencipta, pemilik alam semesta dan isinya ini, dan KEPADANYALAH sudah selayaknya dia berbakti dan percaya.

Makhluk gaib memang ada, karena jika kita percaya Tuhan, maka kita pun harus percaya dengan setan dan malaikat,tapi tidak dengan bersekutu atau menghormati mereka selayaknya menghormati Tuhan Sang Maha Pencipta.

Sampai jumpa dalam tulisan saya di episode berikutnya.

MENGENAL PRANAYA LEBIH DEKAT, bisa dibaca 

DISINI


dan
 

DISINI


Salam Hormat,
Smile

Hari Minggu
30 – Oktober 2011