GURU SONTOLOYO

sumber gambar : dari situs ini

Siang itu Annisa tertunduk sedih ketika pulang dari sekolah.Tak ada satu katapun yang dia katakan . Diam seribu bahasa, dengan muka yang tak seperti biasanya. Ibu nya pun jadi kebingungan melihat tingkah laku anak kesayangan dan semata wayangnya itu. Dengan lembut si ibu mencoba mencari tahu apa yang dialami anaknya hari itu. Tapi, tak satu katapun yang terucap dari mulut Annisa.Dia tetap diam seribu bahasa bahasa. Waktu berlalu dan akhirnya baru ketahuan apa yang sebenanya terjadi dengan Annisa.

Dia di tunjuk tunjuk keningnya oleh gurunya disekolah karena tidak bisa mengerjakan soal.Untuk catatan, Annisa adalah seorang anak yang pendiam namun pandai.

Itulah yang namanya guru sontoloyo.
Banyak sekali guru yang berjiwa preman, walaupun tidak sedikit juga guru Oemar Bakrie. Ketika sorang guru menjadi seperti penguasa, apa yang seharusnya
dilakukan? Jika seorang guru menjadi sangat superior, dan merasa yang paling hebat, apa yang harus dilakukan? Dan bila seorang guru sudah dengan begitu
ringan tangannya, apa yang harus dilakukan?
Mungkin semua orang tua murid boleh menghukumnya!

Apa tugas guru? Tentu saja mengajar, memberikan ilmunya agar anak didiknya menjadi pandai. Tapi apa pada kenyataannya semua berjalan baik baik saja?

Tidak!

Banyak guru yang tidak ingin anak didiknya pintar.
Banyak guru yang takut tersaingi oleh muridnya.
Banyak guru yang mengajarkan perbuatan kotor yang tidak pantas dilakukan seorang guru.
Apakah semua guru demikian? Tentu saja tidak, masih banyak guru Oemar Bakrie diluar sana, yang mengabdi tanpa pamrih……

Lau, siapakah guru sontoloyo itu?
Mereka seringkali diberi gelar guru killer.
Biasanya guru bahasa Inggris, Guru Matematika atau Math. Biasanya kedua jenis ini suka menunjukkan powernya, menjadi yang terhebat diantara yang bodoh….hahahaha…. Menjadi juara 1 lomba yang lawannya jauh dibawah kelasnya,sungguh…..alangkah kasihannya manusia sontoloyo seperti itu.
Ketika murid tidak mengerti, apa yang dilakukan seorang guru sontoloyo? Bukan mengajarinya dengan lebih ekstra, tapi malah memarahinya dan mengoblok
goblok muridnya. Ketika seorang guru matematika sekolah dasar yang merasa hebat didepan murid murid sekolah dasarnya, akankah dia tetap hebat diantara murid murid sekolah menengah pertama, atau sekolah menengah atas?

BELUM TENTU....

Pintar diantara yang bodoh,…sungguh menggelikan. Apa yang harusnya dilakukan seorang guru yang Oemar Bakrie? Mendidik tanpa otot, dan mendidik tanpa tyson. Mendidik lah selayaknya guru yang baik, yang bertujuan mulia untuk mencerdaskan muridnya, bukan  untuk hebat dihadapan murid murid nya semata.Bukan menjadikan murid itu sebagai musuh atau obyek kesenangan, melainkan  menjadikannya partner yang harus dibantu jika mengalami kesulitan.

Sebenarnya tugas Mentri P&K harus lebih keras lagi, untuk membuka sekolah sekolah dengan mata pelajaranyang efektif, berguna untuk masa depan, dengan penilaian dan perekrutan guru yang berstandar nasional dan internasional.Sehingga mental anak anak Indonesia akan menjadi lebih maju. Kasus lain,Guru memberikan privat kepada muridnya?
Walikelas memberikan private diluar jam sekolah kepada muridnya? Itu lah yang dinamakan guru sontoloyo. Tujuan  nya jadi guru hanya karena BISNIS
semata. Seharusnya dibuat peraturan untuk semua guru di Indonesia, agar DILARANG untuk memberikan private diluar lingkungan dan jam sekolah kepada anak didiknya dengan mengharapakan “UPETI, atau KOLUSI…..Jika memang ingin mengajar, tentunya bisa murid lain diluar dari anak didik sekolahnya. Banyak

Guru yang berjiwa sontoloyo yang melakukan praktek seperti ini. Untuk itu orang tua murid jadi cenderung “MENITIPKAN” anak mereka agar bisa mulus jalan
kedepannya. Jika benar benar peduli, berikan private tanpa dibayar dalam lingkungan sekolah, bukan di luar lingkungan sekolah.Guru yang merasa hebat, adalah guru yang bodoh. Guru yang suka merasa menjadi guru Killer adalah guru pengecut yang menutupi kebobrokannya sendiri, guru yang  berilmu pas pas an, dan guru yang SONTOLOYO.

Yang merasa hebat diantara anak kecil…..yang seharusnya sama menjadi anak kecil. Semoga guru sontoloyo yang seperti ini bisa bertobat, dan kembali
tidak kumat setelah bertobat.Guru itu panutan, teladan murid disekolah,…jangan
rusak generasi penerus dengan gelar sontoloyo yang melekat dalam diri seorang guru. Banyak guru sontoloyo, tapi tetap banyak pula guru Oemar Bakrie….

Mungkin banyak pula anak didik menyebalkan yang membuat guru guru itu hilang kesabaran nya, tapi berpulang kepada tugas seorang guru adalah.......?
Jika tak sanggup untuk menjadi panutan, alangkah baiknya untuk dipikir dan ditimbang lagi ketika memutuskan untuk menjadi seorang guru.Daripada akhirnya akan menjadi batu sandungan untuk citra guru itu sendiri.

Banyak guru yang lebih mementingkan tulisan rapih, buku bersih, daripada kepandaian anak didiknya.Jika dilihat sisi positifnya tentu saja itu baik untuk perkembangan anak, karena dari yang bersih itulah akan membuat seorang anak tumbuh menjadi pribadi yang bersih, teliti dan hati hati. Tapi lalu apakah akan dihilangkan kepandaian si murid jika tidak melakukan apa yang diperintahkan gurunya?

Ketika seorang murid yang rajin dan pandai mendapat nilai NOL,apakah yang ada dibenak kita? Yang jadi masalah pasti lah gurunya!
Kadang seorang guru sontoloyo tidak memberikan penjelasan dan tidak memberikan catatan atau rumus tapi telah memberi PR yang membahasa apa yang tidak diberikan. Hasilnya, tentu saja nilai NOL.Dan yang membuat kesal ketika dengan senang dan semangatnya mereka menulis angko NOL itu sebesar halaman dari bukunya. Menjijikan.
Harapan dan mimpi penulis.
Indonesia harus membenahi sekolah dasarnya. Karena dari situlah murid dan seorang anak mulai didik dan dibentuk karakternya untuk mengetahui dan
mempelajari segala sesuatu tentang kehidupan.Banyak guru sontoloyo yang merasa pandai diantara anak kecil yang seharusnya sadar dan memperbaiki sikap dan perilaku sontoloyo mereka.

Jangan biarkan kekerasan terhadap anak didik dengan memukul, membentak, memaki, mengumpat, mencaci, dan menggunakan benda keras untuk menjadi seperti seorang guru beladiri yang sedang mendidik mental muridnya. Atau pun tanggalkan lah segala militerisasi disekolah, karena militer biarlah
tetap militer dan arena pendidikan tetaplah arena pendidikan.
Membuat peraturan dan regulasi yang ketat dalam pemilihan dan pengangkatan guru sekolah dasar, agar murid yang adalah generasi penerus bangsa tidak menjadi sesontoloyo gurunya.
Tidak diajarkannya pelajaran yang terlalu tinggi dan terlalu tidak efektif, yang hanya menambah kesukaran dan beban berat bagi murid murid yang selayaknya tidak hanya harus selalu melulu belajar, tapi mereka pun punya hak untuk main dan mengekspresikan diri mereka kesuatu imajinasi mereka masing masing
tanpa campur tangan terlalu mendalam dari orang tua masing masing, dan guru mereka.
Yang terakhir, murid adalah suat bahan, yang masih mentah, dan masih sangat polos. Tugas guru di sekolah untuk membentuknya menjadi pribadi yang baik dan pandai sebagai generasi penerus bangsa, bukan sebagai suatu bahan mentah yang dengan seenaknya diekploitasi untuk kepentingan dan kesenangan pribadi masing masing pendidiknya.Dan juga bagi orang tua, berilah waktu yang seimbang
bagi anak untuk belajar dan bermain, karena sebagia anak mereka mempunyaoi kewaiban, dan hak, yang kadangkala hak mereka terlupakan dengan ambisi orang tua yang justru membuat mereka tertekan dan depresi.

Tulisan ini dipersembahkan untuk semua anak Indonesia, dan untuk para guru agar menjadi PAHLAWAN TANPA TANDA JASA...bukan menjadi GURU SONTOLOYO.



Anak anak itu adalah masa depan bangsa, untuk itu jangan belenggu mereka dengan pemaksaan, kekerasan dan penekanan baik phisik maupun psikis...mereka harus diajar, bukan dihajar....
I LOVE U kids.....

Smile,
27 Maret 2011